Merangin - Merasa pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak merata, ratusan warga Desa Airbatu, Kecamatan Renah Pembarap, Merangin, marah. Dikabarkan warga membakar Posko Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Desa Airbatu, Selasa (19/5/2020) malam. Peristiwa pembakaran itu terjadi sekitar pukul 22.30 WIB. Informasi yang didapat, ratusan warga membakar posko covid-19 lantaran kesal melihat pemberian BLT tidak tepat sasaran.

“Ada orang mampu dapat bantuan, tapi mereka yang hidupnya susah malah tidak dapat,” ujar sumber yang minta namanya tidak ditulis. Saat berita ini dipublis aparat kepolisian dan TNI sudah meluncur ke lokasi untuk menenangkan warga. Selain membakar posko covid-19, ratusan warga Desa Airbatu, Kecamatan Renah Pembarap, Merangin juga merusak kantor desa. Di lokasi kejadian, puluhan warga masih berada di lokasi. Jalan masuk ke desa, tepatnya di depan kantor desa, diblokir warga. Sementara itu, dari peristiwa yang terjadi Selasa (19/5/2020) malam ini seluruh fasilitas di dalam kantor desa dalam keadaan rusak parah.
Kapolsek Sungaimanau, Iptu Karto, belum bisa memberi keterangan banyak. “Masih dalam penyelidikan,” katanya singkat. Untuk diketahui, perusakan dan pembakaran ini buntut dari penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dinilai warga tidak tepat sasaran.
Respon Bupati
Ketidakpercayaan dan menduga ada permainan terkait bantuan Covid-19 terhadap masyarakat Desa Air Batu kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin, Jambi hingga melakukan pembakaran posko Covid-19 dan merusak kantor Desa mendapat tanggapan serius dari Bupati Merangin Al Haris.
Al Haris yang mendapat informasi jika terjadi tindakan anarkis warganya terkait penyaluran bantuan sosial langsung terjun ke lokasi kejadian, dan bahkan dia menyesalkan tindakan yang telah dilakukan masyarakat dengan merusak aset negara. “Ini jelas direncanakan, kalau memang warga komplain terhadap penyaluran dana bantuan tidak harus merusak aset negara, ini sangat kita sayangkan. Saya minta kepada aparat penegak hukum untuk menindaklanjutinya, proses sesuai hukum yang berlaku,” tegas Al Haris.

Lebih lanjut dia mengatakan, karena kantor desa tidak bisa digunakan, dirinya mengharapkan Kepala Desa untuk tetap bertugas. “Ya walaupun kantornya tidak bisa digunakan, kepala desa tetap bertugas dirumahnya yang sekaligus kantor sementara sambil menunggu proses hukum selesai,” pungkasnya.
Dipicu Protes Distribusi BLT Yang Didiamkan Pemdes
Aksi pembakaran pos gugus tugas covid-19 dan pengerusakan kantor Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pemberap, Merangin ditenggarai merupakan puncak kemarahan warga. Sebelum melakukan aksi anarkis tersebut, ternyata warga sudah dua malam melakukan protes soal pembagian Bantuan Tunai Langsung (BLT).
Seorang warga warga Air Baru yang minta namanya tidak disebut, mengatakan warga tersulut emosi lantaran pemerintah desa tidak transparan dalam memnagikan BLT tersebut. “Kabarnya gara-gara BLT dinilai warga tidak tepat sasaran dan pemerintah desa tidak transparan,” ungkapnya.
Sebenarnya, kata dia, sudah dua malam warga protes terkait BLT tersebut. Sebelumnya warga mendatangi rumah Kades. Dan Selasa malamn rencananya mau dibahas dalam rapat di Kantor Desa. Namun tidak satupun perwakilan pemerintah desa yang datang. “Merasa dicuekin, warga pun kesal. Karena tidak ada Pemdes yang hadir dan menjelaskan persoalan BLT. Pasahal sudah dua malam warga menanyakan terkait BLT. Tapi tidak ada sama sekali jawaban dari Pemerintah Desa,” jelasnya.
BLT sudah disalurkan Pemdes banyak bermasalah. Seharusnya banyak warga yang layak dapat bantuan, fakta di lapangan tidak terdata atau justru tidak dapat bantuan. “Anehnya malahan yang dapat bantuan adalag warga yang dianggap cukup mampu, "pungkasnya. Emosi warga tidak tahan lagi karena tidak ada penjelasan dari Pemerintah Desa (Pemdes) setempat.
Dipicu Protes Distribusi BLT Yang Didiamkan Pemdes
Aksi pembakaran pos gugus tugas covid-19 dan pengerusakan kantor Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pemberap, Merangin ditenggarai merupakan puncak kemarahan warga. Sebelum melakukan aksi anarkis tersebut, ternyata warga sudah dua malam melakukan protes soal pembagian Bantuan Tunai Langsung (BLT).
Seorang warga warga Air Baru yang minta namanya tidak disebut, mengatakan warga tersulut emosi lantaran pemerintah desa tidak transparan dalam memnagikan BLT tersebut. “Kabarnya gara-gara BLT dinilai warga tidak tepat sasaran dan pemerintah desa tidak transparan,” ungkapnya.
Sebenarnya, kata dia, sudah dua malam warga protes terkait BLT tersebut. Sebelumnya warga mendatangi rumah Kades. Dan Selasa malamn rencananya mau dibahas dalam rapat di Kantor Desa. Namun tidak satupun perwakilan pemerintah desa yang datang. “Merasa dicuekin, warga pun kesal. Karena tidak ada Pemdes yang hadir dan menjelaskan persoalan BLT. Pasahal sudah dua malam warga menanyakan terkait BLT. Tapi tidak ada sama sekali jawaban dari Pemerintah Desa,” jelasnya.
BLT sudah disalurkan Pemdes banyak bermasalah. Seharusnya banyak warga yang layak dapat bantuan, fakta di lapangan tidak terdata atau justru tidak dapat bantuan. “Anehnya malahan yang dapat bantuan adalag warga yang dianggap cukup mampu, "pungkasnya. Emosi warga tidak tahan lagi karena tidak ada penjelasan dari Pemerintah Desa (Pemdes) setempat.
Sumber: Info Jambi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar