Sebanyak 11 orang mahasiswa asal Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi yang saat ini menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, juga terkena dampak pandemi Covid-19 yang saat ini melanda dunia.
Dilema saat ini dirasakan 11 oeang mahasiswa tersebut. Ingin pulang ke tanah air harga tiket mahal dan penerbangan juga terbatas dari Mesir ke Indonesia. Para mahasiswa tersebut sudah pernah meminta bantuan ke Indonesia namun hingga kini belum ada respon.
“Sudah pernah mengirim proposal beasiswa, diketahui Rektor Al Azhar dan Kedutaan Indonesia untuk Mesir. Tapi sampai kini sepertinya belum terealisasi,” kata Fayzar Rofi di Al Azhar Mesir, Sabtu (2/5/2020).
Saat ini, kata dia, kondisi yang serba sulit tengah dihadapi para mahasiswa di Kairo, Mesir. Mereka hanya bisa pasrah dan berharap ada respon dari Pemkab Tanjabbar maupun pemerintah Indonesia. “Kondisi serba dilematis ini membuat saya dan kawan-kawan hanya bisa berdoa semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT dan mari terus memanjatkan harap agar pandemic Corona segera berlalu,” ucapnya
Fayzar Rofi menegaskan, beberapa waktu lalu Menteri Pendidikan Mesir mengumumkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah maupun universitas diliburkan sejak 15 Maret lalu. Kebijakan yang sama juga berlaku pada semua kegiatan tahfidz maupun kajian di dalam masjid besar, seperti Azhar dan tempat ibadah lainnya.
Dengan adanya kebijakan itu, Fayzar Rofi mengatakan saat ini mereka tidak kuliah, tidak jumatan, dan tidak Shalat Tarawih di masjid. “Akibat pemberlakukan itu, kami di sini tidak kuliah, tidak jumatan dan tidak shalat tarawih di masjid,” ungkapnya.
Menurutnya, kondisi saat ini, hanya saja barang-barang makanan masih mudah didapat meski sudah naik harganya. Kondisi ini diperparah lagi, kata Rofi, karena Pemerintah Mesir saat ini berlaku jam malam, hanya boleh keluar rumah dari pukul 07.00 pagi hingga 07.00 malam waktu Mesir.
Saat ini, kata dia, mahasiwa asal Tanjab Barat yang berada di Universitas Al Azhar Mesir terdapat 11 orang. Mau pulang ke tanah air tiket cukup mahal, penerbangan internasional dari dalam dan luar negeri pun terbatas, jadi rata rata mereka memilih bertahan. “Keluar rumah di luar jam tertentu itu akan ditangkap atau didenda,” pungkasnya.
Sumber: Metro Jambi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar