Kota Jambi - Warga Kota Jambi diminta meningkatkan kewaspadaan dan selalu memproteksi diri. Karena saat ini sejumlah pasar tradisional di Kota Jambi terindikasi sudah terpapar virus corona. Ini diketahui setelah Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jambi melakukan rapid test terhadap ratusan pedagang di 13 pasar di Kota Jambi. Hasilnya 25 pedagang dinyatakan positif.
Hasil rapid test ini diumumkan Wali Kota Jambi Syarif Fasha yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jambi, Rabu (13/5) kemarin. Menurut Fasha, dari 25 pedagang yang rapid testnya positif tersebut, 4 orang diantaranya merupakan warga dari luar Kota Jambi.

Sementara dari 21 orang warga Kota Jambi. Dua orang langsung diisolasi di RSUD Abdul Manap. "Sisanya akan diisolasi di Graha Lansia, Kelurahan Budiman. Mereka akan diambil swab besok (hari ini kamis)," kata Fasha. Fasha membeberkan inisial dan salamat para pedagang yang postif tersebut. Diantaranya adalah NC (45) warga Kelurahan Murni. Kemudian, RT (34) perempuan Kelurahan Legok, OV (25) laki-laki Kelurahan Legok, dan DS (25) warga kelurahan Legok. Lalu, RAW (65) warga Kelurahan Simpang IV Sipin dan ED (40) perempuan Kelurahan Simpang IV Sipin.
Selanjutnya, LM (41) laki-laki asal Kelurahan Buluran, MT (32) laki-laki dari Lebak Bandung, MH (48) laki laki dari Handil Jaya, AK (44) Kelurahan Tengah (Pelayangan), dan FF (57) lak- laki dari Kelurahan Mudung Laut. Berikutnya, AT (42) perempuan dari Kenali Asam Bawah, RB (49) laki-laki asal Kenali Asam Bawah, SP (41) perempuan Kenali Asam Bawah, dan Mr (45) perempuan Kenali Asam Bawah.
Kemudian, JT (56) laki-laki, dari Paal Merah, HSY (39) laki-laki Eka Jaya, MN (63) laki-laki, dari Sungai Asam, Mds (55) laki-laki dari Bagan Pete, JNW (55) laki-laki dari Bagan Pete, dan Sbw (52) laki-laki dari Bagan Pete. "Untuk penanganan pedagang yang dari luar Kota Jambi, Dinkes Kota Jambi sudah berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi dan Muaro Jambi," katanya.
Sayangnya meski membeberkan inisial dan asal pedagang, namun Pemkot tidak mengungkapkan lokasi pasar tempat ke 21 pedagang tersebut berjualan. Kondisi ini membuat banyak masyarakat bertanya Tanya dan merasa was was. "Kenapa tidak disebutkan pasar mana saja sebaran para pedagang yang positif rapid test tersebut. Kalau tahu kan kita bisa lebih hati hati dan memproteksi diri," kata salah seorang warga.
Namun, Pemkot punya pertimbangan lain tidak membeberkan lokasi pasar ke 21 pedagang tersebut. Salah satunya adalah untuk menjaga agar pasar tidak sepi. "Kita sudah mengaji semua dampaknya, kalau diumumkan lokasi pasar dengan tidak diumumkan. Dampak sosialnya lebih besar kalau lokasi pasarnya diumumkan," kata Abu Bakar, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jambi.
Menurut Abu, masyarakat tidak perlu takut ke pasar. Intinya kata dia, semua harus bisa memproteksi diri. "Patuhi himbauan dan protocol yang sudah dibuat. Kalau ke pasar pakailah masker. Bisa juga mengenakan sarung tangan, topi dan baju lengan panjang. Setelah pulang, langsung bersihkan dri dan pakaian yang dikenakan. Insya allah aman," kata Abu.
Wali Kota Jambi Syarif Fasha juga menghimbau masyarakat tak perlu khawatir berbelanja ke Pasar Tradisional. Meskipun ada sejumlah pedagang yang dinyatakan reaktif rapid test. Sebab, pemerintah telah melakukan sterilisasi di seluruh pasar se Kota Jambi. Menurut Fasha, pemerintah sudah menerapkan protokol kesehatan di Pasar Kota Jambi. Hal ini guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di kota Jambi. "Kita sudah sediakan alat cuci tangan, petugas pasar juga akan dilatih untuk menerapkan protokol kesehatan Covid- 19. Sehingga nantinya bisa mengingatkan para pedagang dan pembeli untuk selalu berpedoman pada protokol kesehatan," katanya.
Fasha menegaskan bahwa seluruh pedagang di pasar wajib menggunakan masker dan sarung tangan dalam melayani pembeli. Selain itu juga tetap menjaga social distancing. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir jika ingin berbelanja ke pasar tradisional. "Tak perlu khawatir, pemerintah telah menerapkan standar penanganan Covid-19 di semua pasar di Kota Jambi," pungkasnya.
Meski lokasi pasar tidak diumumkan, sebenarnya masyarakat bisa mengetahui gambaran pasar mana saja yang sudah terpapar corona. Sebagai ilustrasi, lokasi pasar tersebut bisa diterka dari alamat para pedagang yang rapid tesnya positif. "Itu sebagai gambaran dan referensi bagi masyarakat. Misalnya pedagang yang beralamat di Legok, lokasinya kan dekat ke pasar mana. Angso Duo atau Simpang Pulai. Inikan bisa jadi patokan," kata sumber di Pemkot Jambi. Intinya, kata Sumber ini, sebagai gambaran untuk mengetahui lokasi pasar mana saja yang terindikasi terpapar corona, bisa dilihat dari asal atau alamat pedagang yang rapid testnya positif.
Di bagian lain, Puluhan warga mendatangi Graha Lansia Kota Jambi, yang akan dijadikan lokasi karantina bagi sejumlah pedagang pasar tradisional yang rapid testnya reaktif positif Covid-19, Rabu malam. Mereka menolak Graha lansia tersebut dijadikan tempat karantina. Warga tersebut berasal dari RT 15, 16, 18 Kelurahan Budiman. Kemudian RT 01, 02, 03, 04, Kelurahan Talang Banjar, dan sejumlah perwakilan warga dari Kelurahan Tanjung Pinang. "Kami menolak tempat ini (Graha Lansia) dijadikan lokasi karantina bagi yang positif rapid test. Gedung ini di tengah pemukiman padat. Kami takut tertular. Belum lagi limbah limbahnya akan dikemanakan," kata salah seorang warga.
Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jambi, Abu Bakar saat dihubungi Rabu malam membenarkan ada warga yang menolak Graha Lansia sebagai tempat karantina pedagang yang positif rapid test. Namun, menurut Abu reaksi warga tersebut hanya persoalan komunikasi dan pemahanan yang berbeda. "Sekarang sudah aman. Ketika mengetahui reaksi warga tersebut, camat setempat sudah datang ke lokasi memberikan pemahaman kepada warga. Sekarang warga sudah bubar," kata Abu, pukul 21.30 Wib tadi malam.
Menurut dia, hasil komunikasi camat dan warga tadi malam, hari ini akan dilakukan pertemuan antara Pemkot dan warga. Dalam pertemuan itu akan dijelaskan duduk persoalannya. "Nanti kita akan jelaskan kepada warga agar satu pemahaman. Kita berharap warga bisa menerima. Kita sangat berharap warga ikut membantu pemerintah memerangi covid-19 ini. Salah satu bentuk dukungan warga adalah mendukung semua keputusan pemerintah," jelas Abu Bakar.
Abu memastikan, semua keputusan pemerintah tidak akan merugikan warga. Semua sudah dipikirkan dampaknya. "Makanya kita sangat berharap dukungan dari semua warga Kota jambi,' pungkasnya.
Sumber: Jambi One
Tidak ada komentar:
Posting Komentar