Jakarta - Program Kartu Pra Kerja menuai antusiasme yang luar biasa dari masyarakat. Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, hingga Kamis, (16/4/2020), hampir 6 juta orang telah mendaftar program Kartu Pra Kerja. Salah satu faktor yang mendorong antusiasme ini adalah karena masyarakat dapat mengikuti pelatihan online untuk meningkatkan kompetensi diri tanpa berisiko terpapar penularan virus.
"Peserta Kartu Pra Kerja bisa memilih 1.274 jenis pelatihan dari 182 lembaga. Pelatihan dilakukan melalui delapan platform digital yang tersedia," ujar Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Pra Kerja Denni Puspa Purbasari dalam keterangan tertulis, Jumat (24/4/2020).
Untuk memungkinkan hal tersebut, setiap peserta Kartu Pra Kerja akan mendapatkan insentif senilai total Rp 3,55 juta dengan rincian bantuan pelatihan online Rp 1 juta, insentif pasca pelatihan Rp 600.000,- per bulan selama empat 4 bulan, dan insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 50.000 per survei sebanyak 3 kali. Seluruh insentif akan ditransfer langsung ke rekening peserta Kartu Pra Kerja yg didaftarkan sebelumnya.
"Insentif diberikan di belakang agar pelatihan tetap dimanfaatkan secara optimal. Jangan sampai peserta hanya mengejar insentif tanpa benar-benar memanfaatkan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas diri. Uang pelatihan sebesar Rp 1 juta juga tak bisa dicairkan secara tunai," jelas Denni.
Program Kartu Pra Kerja menjadi yang ditunggu-tunggu masyarakat terdampak virus Corona (Covid-19). Jumlah pendaftarnya selalu melebihi kuota dari yang ditentukan. Lalu, bagaimana cara pemerintah memilih peserta yang bisa masuk ke dalam Kartu Pra Kerja?
Direktur Kemitraan dan Komunikasi Manajemen Pelaksana Pra Kerja, Panji Winanteya Ruky mengatakan akan memprioritaskan masyarakat yang terdampak Corona seperti kena PHK, dirumahkan, hingga berkurangnya pendapatan. Mereka yang mendaftarkan dirinya melalui situs resmi www.prakerja.go.id akan didahulukan.
"Kami sudah mendapatkan pendataan dari kementerian/lembaga, jadi pekerja yang terdampak itu tetap didahulukan. Mereka dapat kamar khusus atau kuota khusus dari 168.111 (peserta Kartu Pra Kerja gelombang pertama) itu untuk didahulukan," kata Panji melalui telekonferensi, Senin (27/4/2020).
Sisanya, baru masyarakat di luar itu yang mendaftarkan diri. Yang terpenting calon peserta sesuai kriteria, yakni warga negara Indonesia (WNI) berusia di atas 18 tahun dan tidak sedang menempuh pendidikan formal.
Dikarenakan jumlah peserta tidak sedikit, pemilihan peserta di luar yang terdampak Corona dipilih secara acak oleh sistem yang dimiliki pemerintah dalam menjalankan program Kartu Pra Kerja. "Kita bisa kembali ke pelajaran statistik, yang paling fair adalah randomisasi karena itu tidak melibatkan diskresi atau subjektivitas. Jadi benar-benar adil dan secara random dan itu secara umum semua dilakukan sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama," ujarnya.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar